Buka mata, buka telinga, tuk kenali dunia

Rabu, 20 Januari 2010

REAKSI TULANG KERAS

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

I. JUDUL
Reaksi Tulang Keras

II. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengaruh Mineral terhadap kekuatan tulang.
b. Mengetahui reaksi tulang keras
c. Memahami struktur tulang keras dan tulang rawan

III. ALAT DAN BAHAN
a. Tulang paha ayam 2 potong
b. Gelas
c. Larutan asam cuka 300 ml

IV. CARA KERJA
a. Menyiapkan tulang yang telah dibersihkan dari sisa-sisa daging yang melekat.
b. Mengamati keadaan tulang sebelum perendaman dan sebelum pengeringan, misalnya tentang kekerasannya, kelenturannya, dan warnanya.
c. Memasukkan hasil pengamatan sebelum direndam dan dipanaskan ke dalam tabel dan kemudian dilanjutkan dengan merendam salah satu tulang ke dalam larutan asam yang tersedia. Tulang yang lain dipanaskan di bawah sinar matahari.
d. Mengangkat tulang dari dalam larutan asam cuka dengan hati-hati setiap 24 jam. Kemudian mengamati perubahan-perubahan yang ada pada tulang tersebut serta mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada tulang yang dipanaskan di bawah sinar matahari.
e. Mengalangi pengamtan selama 5 hari (dari hari selasa sampai minggu).
f. Membuat perbandingan hasil pengamatan selama 5 hari.

V. TABEL PENGAMATAN
Hari ke- Sasaran Pengamatan Tulang
Direndam di larutan asam cuka Dikeringkan di bawah panas matahari
Ke- 0 warna Putih tulang Putih tulang
Kekerasan Keras pada seluruh bagian Keras pada seluruh bagian
Kelenturan Tidak lentur Tidak lentur
Lain-lain Ada lapisan penutup tulang pada bagian ujung. Ada lapisan penutup tulang pada bagian ujung.
Ke- 1 warna Agak gelap di bagian epifisis Agak kecoklatan dibagian tepi tulang
Kekerasan Keras dibagian diafisis dan tepi epifisis mulai melentur Keras pada seluruh bagian
Kelenturan Tidak lentur kecuali pada tepi epifisis Tidak lentur
Lain-lain Mulai timbul bercak putih di bagian tepi epifisis, dan terdapat endapan putih di larutan cuka. Ada lapisan penutup tulang pada bagian ujung.
Ke- 2 warna Agak gelap dibagian epifisis Mulai bertambah gelap dibagian epifisis
Kekerasan Keras dibagian diafisis dan kelenturan di bagian epifisis mulai bertambah Keras pada seluruh bagian
Kelenturan Tidak lentur. Melentur dibagian epifisisnya saja. Tidak lentur
Lain-lain Bercak putih bertambah dibagian epifisis (menjadi lebih banyak), endapan putih juga bertambah di larutan asam cuka, dan volume larutan berkurang Mulai kelihatan rongga pada tulang spons, dan tepi epifisis mulai menjadi kasar.
Ke- 3 warna Warna gelap pada bagian epifisis bertambah Warna gelap pada epifisis mulai bertambah sampai ke garis epifisial.
Kekerasan Bagian diafisis masih keras. Seadangkan bagian epifisis sudah melentur. Keras pada seluruh bagian
Kelenturan Tidak lentur, kecuali dibagian epifisis Tidak lentur
Lain-lain Bercak putih bertambah dibagian epifisis, endapan putih bertambah, dan volume larutan berkurang dari sebelumnya. Lapisan pembungkus tulang spons pada epifisis mulai mengelupas.
Ke- 4 warna Warna gelap bertambah sampai ke tepi diafisis. Bagian tengah diafisis masih berwarna putih tulang. Bagian tepi epifisis berubah warna menjadi putih agak kecoklatan
Kekerasan Bagian tengah diafisis masih keras sedangkan pada garis epifisial mulai lentur Keras pada seluruh bagian
Kelenturan Hanya bagian diafisis saja yang melentur Tidak lentur
Lain-lain Endapan bertambah banyak. Bercak putih sampai ke bagian diafisis. Dan voume air berkurang Mulai nampak serat-serat tulang, terbentuk rongga pada bagain diafisis tulang, dan lapisan pembungkus tulang kompak sudah mulai mengelupas
Ke- 5 warna Warna gelap bertamabah dibagian diafisis Baian epifisis berwarna putih kecoklatan. Sedangkan di bagian garis epifisal mulai nampak warna gelap.
Kekerasan Bagian tengah diafisis masih keras. Sedangkan baian epifisis dan tepi diafisis melentur. Keras pada seluruh bagian
Kelenturan Agak lentur Tidak lentur
Lain-lain Endapan bertambah banyak, bercak putih keseluruh bagian tulang, dan volume air berkurang Nampak serat-serat tulang dan rongga pada baian diafisis

VI. ANALISIS DATA
“Mengapa tulang menjadi lentur setelah direndam di dalam larutan asam cuka?”
Setelah tulang direndam selam 5 hari dalam larutan cuka, tulang bisa dibengkokkan (menjadi lentur). Hal ini terjadi karena asam cuka berfungsi sebagai mineral yang menyebabkan zat kapur (yang tersusun atas kalsiun karbonat, kalsium fosfat, zat perekat, dan protein) yang mengisi ruang antar sel, keluar dari dalam tulang, membentuk endapan di dalam larutan cuka. Oleh sebab itu, tulang tidak lagi bersifat keras (menjadi lentur)

VII. KESIMPULAN
• Larutan asam cuka dapat menyebabkan tulang menjadi luntur
• Tulang menjadi luntur, karena kehilangan zat kapur

10 Komentar:

Blogger Nisrina Nurhuda mengatakan...

Terima kasih atas artikel laporan praktikumnya. Bapak minta buat praktikum anak2 bapak yah.

27 Juli 2010 pukul 21.37

 
Blogger Deschie Tri Aksara mengatakan...

Terima kasih atas artikelnya. Eksperimennya sama kayak tugas sekolahku kelas VIII SMP.

19 September 2010 pukul 18.23

 
Blogger Deschie Tri Aksara mengatakan...

Tolong dijawab ya pertanyaanku. Materi apa yang masih tertinggal setelah direndam dalam air cuka. Bagaimana sifat materi tsb?

19 September 2010 pukul 20.38

 
Blogger zia mengatakan...

makasi banget ka!!!
lebih plus lagi kalo pake foto!! hehe
soalnya tugasku suruh pake foto ... :D

10 Oktober 2010 pukul 19.13

 
Anonymous Anonim mengatakan...

cocok bgt sama tgsku..wah..wahh

23 Oktober 2010 pukul 16.05

 
Anonymous Anonim mengatakan...

knp kata2nya sedikit berantakan..tapi tetep keren dan bermanfaat..

23 Oktober 2010 pukul 16.16

 
Blogger gitarefina mengatakan...

ada tugas di kelas 8. makasih ya kak!. thanks somuch..

27 Juli 2011 pukul 08.35

 
Anonymous Anonim mengatakan...

thanks a lot kakak! :) :)

25 Januari 2012 pukul 13.25

 
Blogger Jamilah Jasmir mengatakan...

ada gambar hasil penelitiannya gak?

22 November 2012 pukul 01.36

 
Anonymous evi mengatakan...

Materi yg masih tertinggal di dlam larutan cuka stelah merendam tulang?

11 Oktober 2013 pukul 23.37

 

Posting Komentar

Silahkan beri komentar anda

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda