Buka mata, buka telinga, tuk kenali dunia

Minggu, 03 Januari 2010

MAKALAH


KETERAMPILAN MEMIMPIN DISKUSI
KELOMPOK KECIL


Untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Imam Suyitno, S.S., S.Pd

Oleh
Harfina Indriani
209321420842


















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
November 2007


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Tentang Diskusi Kelompok Kecil.............. 3
2.2 Komponen-komponen Keterampilan Diskusi
Kelompok Kecil....................................................................... 4
2.3 Tahap-tahap Penyelenggaraan Diskusi kelompok...... 8
2.4 Keuntungan dan Kerugian Diskusi Kelompok............ 13

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................. 17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dari satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan berbagai macam cara dalam menyelesaikan masalah. Di samping itu pula, banyak permasalahan di dunia yang dewasa ini memerlukan pembahasan yang sedikit rumit.
Dalam kehidupan sehari-hari baik di kantor, organisasi kemasyarakatan, maupun sekolah sering kali terjadi diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi atau untuk mengambil suatu keputusan tertentu. Diskusi merupakan kegiatan yang dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat dan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar, melatih siswa bersikap kritis dan mampu berinteraksi sosial. Agar diskusi dapat berjalan baik, maka guru harus memiliki ketrampilan menjadi fasilitator dalam diskusi. Hal ini diperlukan agar siswa dapat berkomunikasi secara langsung mengambil keputusan bersama dan terlibat secara aktif dalam proses belajar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Turney (1979) mengungkapkan bahwa setidaknya ada delapan aspek penting yang dibutuhkan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar. Keterampilan yang dimaksud antara lain bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Tulisan ini bermaksud untuk memaparkan bagaimana menciptakan suatu pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, sehingga peserta didik termotivasi untuk mengikuti pelajaran di kelas. Untuk menciptakan pembelajaran itu diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya keterampilan berdiskusi. Mengingat pentingnya aspek tersebut sebagai sarana penuangan aspirasi dan penngkatan keberanian siswa. Hal itulah yang menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah dengan judul ”Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil?
1.2.2 Apakah komponen-komponen keterampilan yang dibutuhkan dalam memimpin diskusi kelompok kecil?
1.2.3 Bagaimana penggunaan keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil?
1.2.4 Apa saja keuntungan dan kelemahan dari metode diskusi kelompok kecil?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan ini adalah:
1.3.1 Memahami maksud dari keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil.
1.3.2 Mengetahui komponen-komponen keterampilan yang dibutuhkan dalam memimpin diskusi kelompok kecil.
1.3.3 Memahami penggunaan keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil.
1.3.4 Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari metode diskusi kelompok kecil.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Tentang Keterampilan Diskusi Kelompok Kecil
”Diskusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1990) memiliki arti pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah” (Ponti, 2007)
Menurut Deddi Mulyana dalam Prakosa (2008) menyatakan bahwa ”kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut”.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ”diskusi kelompok kecil adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu” (Anonim, 2008).
Karakteristik keterampilan diskusi kelompok kecil antara lain melibatkan sekelompok orang yang beranggotakan antara 4-9 orang (idealnya 5-9 orang), berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu argumentasi dan saling mendengarkan serta berkomunikasi dengan orang lain, mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar kelompok, serta berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis dalam menuju suatu kesimpulan.
Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, meningkatkan sikap disiplin siswa, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap saling membantu, serta meningkatkan pemahaman.


2.2. Komponen-Komponen Keterampilan Diskusi Kelompok Kecil
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat dikemukakan sebagai berikut:
2.2.1 Memusatkan Perhatian
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Ini berarti harus menjaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan diskusi tidak terarah atau tujuan diskusi tidak tercapai. Tidak tercapainya tujuan dapat disebabkan oleh penyimpangan topik atau terjadinya pembicaraan yang bertele-tele. Pemusatan perhatian ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
2.2.1.1 Merumuskan tujuan awal pada diskusi serta mengenalkan masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu. Pertanyaan yang dimaksud hendaknya tidak terlampau luas, jelas, serta memungkinkan adanya alternatif jawaban.
2.2.1.2 Menyatakan masalah-masalah khusus dan mengungkapkannya kembali bila terjadi penyimpangan-penyimpangan.
2.2.1.3 Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan dari tujuan diskusi atau masalah yang sedang dibahas. Apabila terjadi, guru segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didahului dengan komentar yang memaksa dan mengarahkan siswa sehingga diskusi kembali kearah yang diinginkan. Guru hendaknya berhati-hati menunjuk dan menghentikan penyimpangan tersebut agar jangan sampai menyinggung perasaan siswa. Kontrol yang terlampau ketat dapat mematikan partisipasi.
2.2.1.4 Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu, sebelum melanjutkan dengan masalah berikutnya. Ini penting agar kelompok menyadari hasil yang telah dicapai, target yang belum tercapai, serta apa yang dibicarakan berikutnya. Rangkuman dibuat dengan memanfaatkan gagasan siswa misalnya:
2.2.1.4.1 Mengakui gagasan siswa dengan jalan mengulang bagian penting yang diucapkan.
2.2.1.4.2 Memodifikasi gagasan siswa dengan cara menguraikan kembali.
2.2.1.4.3 Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan atau menuju langkah berikutnya.
2.2.1.4.4 Membandingkan gagasan siswa dengan yang diucapkan sebelumnya.
2.2.1.4.5 Menerangkan yang telah diuraikan siswa baik secara perorangan maupun kelompok.

2.2.2 Memperjelas Masalah
Penyampaian ide yang kurang jelas (sukar ditangkap oleh anggota kelompok) dapat menimbulkan kesalahpahaman hingga suasana dapat menjadi tegang. Untuk menghindari hal itu, guru harus menjelaskan penyampaian ide tersebut dengan cara sebagai berikut:
2.2.2.1 Menguraikan kembali gagasan siswa yang kurang dimengerti hingga menjadi dimengerti oleh anggota kelompok.
2.2.2.2 Meminta komentar peserta diskusi yang lain dengan mengajukan pertanyaan yang membantu memperjelas ide atau mengembangkan ide tersebut.
2.2.2.3 Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan serta contoh- contoh yang mudah dimengerti.
Dengan memperjelas ide, maka semua peserta diskusi mendapat gambaran yang sama tentang apa yang dikemukakan, dan juga membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

2.2.3 Menganalisis Pandangan Siswa
Dalam suatu diskusi sering terjadi perbedaan pendapat anggota kelompok. Agar perbedaan pendapat ini dapat membimbing kelompok untuk berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif, guru diharapkan mampu menganalisa alasan perbedaan pendapat tersebut. Misalnya dapat dilakukan dengan cara:
2.2.3.1 Meneliti apakah alasan yang dikemukakan memang mempunyai dasar yang kuat.
2.2.3.2 Memperjelas hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati.

2.2.4 Meningkatkan Urunan Siswa
Diskusi dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat tercapai bila guru mampu meningkatkan urunan pikiran yang diberikan oleh siswa. Berbagai cara untuk meningkatkan urunan pikiran siswa diantaranya sebagai berikut:
2.2.4.1 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang nenantang siswa untuk berpikir, karena pertanyaan tersebut merupakan tantangan bagi ide atau kepercayaan.
2.2.4.2 Memberikan contoh-contoh baik verbal ataupun nonverbal yang sesuai pada saat yang tepat misalnya dalam bentuk cerita, gambar, atau diagram.
2.2.4.3 Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.
2.2.4.4 Memberikan waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh komentar- komentar guru.
2.2.4.5 Memberikan dukungan kepada urunan siswa dengan jalan mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan komentar yang positif dorongan, serta sikap yang, bersahabat. Siswa yang merasa mendapat dukungan dari guru, akan terdorong untuk meningkatkan urunannya.

2.2.5 Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi

Dalam diskusi harus dihindari terjadinya monopoli pembicaraan, baik oleh siswa atau guru. Untuk menghindari monopoli pembicaraan, guru harus memiliki keterampilan untuk memberikan kesempatan yang lama bagi semua peserta diskusi. Penyebaran kesempatan berpartisipasi ini dapat dilakukan dengan cara:
2.2.5.1 Mencoba memancing atau mendorong siswa yang enggan atau malu mengeluarkan pendapat.
2.2.5.2 Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak dengan memberi giliran pada siswa yang pendiam terlebih dahulu.
2.2.5.3 Mencegah secara bijaksana siswa yang akan suka memonopoli pembicaraan.
2.2.5.4 Mendorong siswa untuk mengomentari urunan pikiran temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan.
2.2.5.5 Jika terjadi jalan buntu karena perbedaan pendapat yang sama dapat dicari alternatif pemecahannya.

2.2.6 Menutup Diskusi
Keterampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir kegiatan diskusi. mengorganisasikan hasil diskusi yang telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu. Menutup diskusi kelompok kecil dapat dilakukan dengan cara:
2.2.6.1 Membuat rangkuman diskusi para siswa. Rangkuman yang dibuat bersama akan menjadi lebih efektif, daripada dibuat sendiri oleh guru.
2.2.6.2 Memberikan gambaran tentang tindak lanjut hasil ataupun topik diskusi yang akan datang.
2.2.6.3 Mengajak para siswa menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai dengan cara observasi, wawancara, skala sikap, dan sebagainya. Penilaian ini memungkinkan siswa menyadari serta menilai peran dan penampilannya dalam diskusi serta sekaligus merupakan balikan yang dapat dimanfaatkan dalam diskusi yang akan datang.


Dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil guru hendaknya tidak menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan siswa. Guru juga diharapkan tidak mendominasi diskusi antara lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediakan jawaban yang terlalu banyak pula. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi juga tidak baik terhadap suksesnya diskusi.
Guru sebagai fasilitator hendaknya tidak membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak relevan. Misalnya tergesa-gesa meminta respon siswa atau mengisi waktu dengan berbicara terus sehinggga siswa tidak sempat berpikir, membiarkan siswa yang enggan untuk berpartisipasi, tidak memperjelas atau mendukung urunan pikiran siswa, atau gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

2.3. Tahap-Tahap Penyelenggaraan Diskusi Kelompok Kecil
Dalam melaksakan diskusi, diperlukan tahapan-tahapan pelaksanaan untuk menunjang keberhasilan dan pencapaian hasil diskusi yang diinginkan. Beberapa tahapan penyelenggaraan diskusi kelompok kecil yang dibutuhkan antara lain:
2.3.1 Merencanakan dan Mempersiapkan Diskusi Kelompok Kecil
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan diskusi kelompok kecil yaitu:
2.3.1.1 Memilih topik atau masalah yang akan didiskusikan
Tujuan suatu diskusi bagi siswa adalah untuk mencapai hasil-hasil belajar dengan jalan berpikir dan berdiskusi mengenai suatu topik, mengumpulkan pengetahuan mereka tentang topik itu, dan menerapkan imajinasi mereka.
Pemilihan topik dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama siswanya, atau oleh siswa sendiri. Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, minat dan kemampuan siswa. Topik yang harus dipilih harus bermakna bagi peningkatan kemampuan berpikir siswa serta memenuhi syarat sebagai topik yang baik untuk didiskusikan.

2.3.1.2 Membagi siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang pengetahuan dan pengalamannya seimbang atau sama terhadap topik yang akan didiskusikan. Salah satu kriteria dari sukses tidaknya suatu diskusi adalah sejauh mana tiap anggota berpartisipasi. Jika menghendaki lebih dari satu kelompok diskusi, maka usahakanlah menempatkan mereka yang berpengalaman pada bagian yang lain. Hal ini memberikan kesempatan berbicara yang sama tanpa memperlihatkan si bodoh kurang berpartisipasi dan si pintar yang berlebih-lebihan. Kelompok seharusnya cukup kecil (terdiri dari 5-9 orang), sehingga tiap anggota mempunyai kesempatan berpartisipasi lebih banyak di dalam diskusi itu.
2.3.1.3 Merumuskan tujuan diskusi
Sebutkanlah satu persatu tujuan yang ingin dicapai diskusi itu. Dalam hal ini tujuan harus dihindarkan dari kata-kata seperti, ”Untuk mendiskusikan cara-cara…” atau “Untuk memikirkan tentang…”. Yang sebenarnya tujuan tersebut di atas dapat diarahkan kepada pernyataan seperti ”Agar murid-murid dapat membantu orang-orang dalam menemukan…”.
2.3.1.4 Menyebutkan hasil belajar yang ingin dicapai
Buatlah daftar jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apakah yang harus diketahui oleh murid-murid kita agar sanggup mengerjakan hal-hal yang telah disebutkan satu persatu dalam tujuan diskusi?”. Hal-hal inilah yang harus kita ajarkan kepada mereka dalam saat-saat diskusi. Hal ini akan mencapai hasil¬hasil belajar yang anda inginkan.
2.3.1.5 Menyiapkan dan membagikan bahan pelajaran
Berikan topik kepada para pendiskusi, jauh sebelum diskusi dimulai. Sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk mempelajari dan memikirkan topik itu. Berapa lamanya hal itu berlangsung, seharusnya tergantung keadaan, kurang dari 24 jam mungkin terlalu sedikit waktu untuk persiapan. Lebih dari 3-4 hari akan berakibat terlupakan semua topik yang dibicarakan.
2.3.1.6 Mengatur ruangan diskusi
Susunan perabot ruangan dapat mempengaruhi suksesnya diskusi. Susunan yang diharapkan adalah para pendiskusi duduk melingkar sehingga satu dengan yang lain dapat saling memandang. Cukup dengan mengatur kursi-kursi itu membentuk suatu lingkaran. Serta guru berada dalam posisi yang memungkinkan dia berhadapanm dengan semua siswa, sehingga dia benar-benar menjadi bagian dari kelompok tersebut. Pemimpin diskusi hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk memisah atau dengan kursi khusus.

2.3.2 Memulai Diskusi Kelompok Kecil
Dalam memulai diskusi kelompok kecil, hal-hal yang harus dilakukan antara lain:
2.3.2.1 Membuat skets mengenai topik diskusi
Apabila partisipan sudah duduk, mereka harus mulai berpikir, berpendapat, bercakap, dan belajar tentang hal yang menjadi permasalahan dalam diskusi. Pembicaraan yang halus akan mengarahkan proses mental mereka kepada topik diskusi dan mengusahakan mereka agar menyadari persoalan yang dihadapinya. Hal itu menimbulkan motivasi dengan jalan mengidentifikasi tujuan diskusi tersebut dengan jalan mengarahkan pikiran siswa kepada topik diskusi sehingga dapat akan menimbulkan konsentrasi. Hal ini memudahkan diskusi pada jalan yang benar.
2.3.2.2 Memberikan pertanyaan yang merangsang pikiran
Bila diskusi sudah siap, sebaiknya anda memberikan petunjuk untuk mulai berbicara. Buat satu pertanyaan yang tidak dapat dijawab keseluruhannya dengan satu kata atau satu kalimat. Hal ini memaksa siswa untuk bereaksi dan berpikir.
2.3.2.3 Memberikan ilustrasi tentang kehidupan
Buatlah skets tentang situasi atau ilustrasi yang berhubungan dengan topik itu dan tanyakanlah ”Apakah yang anda perbuat dalam keadaan seperti itu?”. Pertanyaan ini dapat menggantikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pikiran atau dapat pula memberi tambahan. Tidak ada cara yang lebih baik dalam hal memberi motivasi kepada pendiskusi¬-pendiskusi itu daripada memberikan kepada mereka situasi kehidupan dan pelaksanaannya secara sukses bergantung kepada pengetahuan tentang topik yang didiskusikan itu. Penggunaan situasi kehidupan ini disebut metode pengajaran case study. Metode ini biasanya menekankan pada analisa dan interpretasi yang luas tentang sebuah kasus yang dipilih untuk menunjukkan hasil belajar dari sebuah proses diskusi.

2.3.3 Menjaga agar diskusi berjalan sukses

Agar diskusi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
2.3.3.1 Mempergunakan setiap bantuan
Cobalah beri penguatan atau gunakanlah setiap pendapat yang diberikan oleh partisipan. Yang dimaksud adalah bahwa setiap orang merasa lebih bebas mengeluarkan pendapat-pendapatnya jika mereka merasa dihargai dan tidak akan ditertawakan atau diremehkan apabila pendapatnya itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi pikiran orang banyak.
2.3.3.2 Menjaga agar diskusi tetap pada relnya
Beberapa teknik yang akan menolong agar diskusi tetap pada tujuan awalnya, antara lain dengan memperhatikan agenda dan di mana diskusi itu menyimpang, menyuruh seorang pencatat untuk membuat outline diskusi tersebut, memberi pertanyaan kepada partisipan yang menyimpang tadi dengan kata-kata ”Sudikah anda menjelaskan sedikit apa yang anda katakan yang ada hubungannya dengan topik kita?”, atau dengan membuat rangkuman setiap waktu.
2.3.3.3 Menyimpan argumentasi terhadap hal-hal yang tidak penting
Jangan diadakan argumentasi atau diskusi tentang hal-hal yang sangat mendetail. Jika ada perdebatan mengenai soal-soal sepele, sebaiknya anda bertanya, “Berapa banyakkah perbedaan yang nyata antara penyelesaian persoalan kita dengan apa yang anda debatkan?”. Apabila jawabannya, “sedikit”, maka hentikan subyek itu atau buatlah pemecahan soal yang kompromis.
2.3.3.4 Menghubungkan aspek-aspek baru dengan bahan yang sudah didiskusikan sebelumnya
Masukkanlah aspek-aspek baru dari topik itu ke dalam ide yang sudah dibicarakan sebelumya. Berilah penjelasan atau suruhlah seseorang memberi penjelasan dengan suatu ide yang baru, untuk menunjukka hubungannya bersama dengan dengan teman-teman.
2.3.3.5 Mencegah membicarakan kembali ke topik yang sudah diselesaikan
Jangan diijinkan membicarakan kembali untuk kedua kalinya suatu topik yang sudah diselesaikan. Kadang diskusi berputar-putar disebabkan karena seseorang berhenti dari topik yang sedang dibicarakan dan kembali pada topik yang sudah dibicarakan sebelumnya.
2.3.3.6 Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi
Untuk memisahkan siswa menjadi kelompok-kelompok diskusi yang cocok, maka anda harus mengetahui latar belakang atau penilaian kemampuan masing-masing anggota.
2.3.3.7 Tidak membiarkan siapapun untuk mendominasi diskusi itu.
Diupayakan agar setiap siswa dapat turut aktif terhadap jalannya diskusi. Diskusi dapat dikatakan berjalan sukses apabila setiap komponen mendapat andil dalam pelaksanaan diskusi sesusi dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.3.3.8 Mengakhiri tiap topik
Akhirilah topik yang didiskusikan itu dengan merangkum konsesus¬konsesus (gabungan pendapat) itu secara singkat dan jelas, sebelum menginjak ke topik yang baru.
2.3.3.9 Mempercepat diskusi
Secara umum lebih baik beralih dari satu topik lainnya sebelum segala sesuatu (semuanya) dibicarakan. Daripada meneruskannya sampai semua anggota merasa payah dan ingin berpindah ke hal-hal lain.
2.3.3.10 Mengarahkan perhatian kepada tiap aspek
Pergunakanlah salah satu dari pertanyaan-pertanyaan atau komentar¬komentar anda untuk mengarahkan perhatian terhadap setiap aspek dari subyek yang agaknya oleh pendiskusi-pendiskusi itu diloncati atau dilampaui tanpa perhatian yang jelas.
2.3.3.11 Menyimpulkan diskusi
Supaya sungguh-sungguh berhasil seperti yang diharapkan, suatu diskusi harus ditutup. Memuat rangkuman diskusi itu (mempergunakan outline di papan tulis), kemudian capailah suatu konklusi yang tepat dan jelas. katakanlah konklusi satu per satu dengan jelas dan tepat, tulislah konklusi itu, selanjutnya bubarkan group itu.

2.4 Kelebihan Dan Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, apabila diskusi berjalan seperti tujuan yang diharapkan sebelumnya. Disamping itu, tidak ditampik pula kelemahan dari pelaksanaan diskusi tersebut. Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan, dalam arti tidak tercapainya tujuan yang diinginkan.
2.4.1 Kelebihan-kelebihan Diskusi Kelompok Kecil
2.4.1.1 Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pikiran yang lebih kaya dari pada yang dimiliki individu karena itu dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik.
2.4.1.2 Anggota kelompok termotivasi oleh kehadiran anggota kelompok lain. Anggota kelompok pemalu lebih bebas mengemukakan pikirannya dalam kelompok kecil daripada dalam kelompok besar.
2.4.1.3 Anggota kelompok merasa lebih terikat dalam melaksanakan keputusan kelompok, karena terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
2.4.1.4 Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi.
2.4.2 Kelemahan-kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
2.4.2.1 Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak dari pada belajar biasa.
2.4.2.2 Dapat memboroskan waktu, terutama bila tejadi hal-hal negatif seperti pengarahan yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpangan yang tidak ditegur, atau penampilan yang kurang baik.
2.4.2.3 Anggota-anggota yang kurang agresif (pendiam, pemalu, dan sebagainya) sering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya sehingga menyebabkan terjadinya frustasi dan penarikan diri.
2.4.2.4 Adakalanya diskusi banyak didominasi oleh orang-orang tertentu saja.





BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.1.1 Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur
yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka dengan tujuan berbagi informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
3.1.2 Keterampilan-keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil antara lain memusatkan perhatian, memperjelas masalah atau urutan pendapat, menganalisis pendangan siswa, meningkatkan urunan siswa, dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
3.1.3 Tahapan dalam menyelenggarakan diskusi kelompok kecil antara lain merencanakan diskusi (pemilihan topik, mengelompokkan siswa berdasarkan, pengalamannya, merumuskan tujuan diskusi, menetapkan hasil-hasil belajar yang hendak dicapai, memberikan penjelasan mengenal topik diskusi dan mengatur tempat duduk), memulai diskusi (membuat outline singkat, memberikan pertanyaan yang merangsang pikiran, dan pemberian ilutrasi tentang kehidupan) dan menjaga agar diskusi berjalan dengan sukses (memperkuat dan menggunakan setiap bantuan, menjaga agar diskusi tetap pada relnya, menyimpan argumentasi terhadap hal-hal yang penting, menghubungkan aspek-aspek baru dengan bahan yang sudah didiskusikan sebelumnya, mencegah pembicaraan topik sebelumnya, mendorong setiap anggota berpartisipasi, melarang siapapun mendominasi, mengakhiri setiap topik, mempercepat diskusi, mengarahkan perhatian kepada setiap aspek yang di abaikan, dan mengambil kesimpulan).
3.1.4 Kelebihan-kelebihan diskusi kelompok yaitu memilki sumber informasi yang lebih kaya, anggota kelompok sering termotivasi kelompok lain, anggota kelompok merasa terikat, serta dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi. Sedangkan kelemahan-kelemahan diskusi kelompok kecil yaitu memerlukan waktu banyak, anggota yang kurang agresif sering tidak mendapat kesempatan mengemukakan idenya, serta adakalanya diskusi didominasi orang-orang tertentu.

3.2. Saran

Diskusi kelompok memiliki kelebihan dan kekurangan yang telah disebutkan diatas, sehingga sebagai pemimpin diskusi, guru hendaknya:
3.2.1 Menghindari ide yang kurang jelas dengan memperjelas ide.
3.2.2 Mampu untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil.
3.2.3 Berusaha menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
3.2.4 Mampu mengakhiri diskusi secara efektif.



DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2008. Kumpulan Metode Pembelajaran Pendamping. (www.apadefinisinya.blogspot.com, diakses 31 Oktober 2009).
Anonim. 2004. Penggalakan Diskusi kelompok, Bahasa China dan Jepang. (www.re- searchengine.com, diakses 31 Oktober 2009).
Ponti. 2007. Diskusi. (www.kelompokdiskusi.multiply.com, diakses 31 Oktober 2009).
Puslata UT. 2008. Kemampuan Dasar Mengajar. (www.puslata.ut.ac.id, diakses tanggal 1 januari 2010).
Soewandi, Slamet. 2008. Belajar Bahasa Indonesia dengan Diskusi. (www.ialf.edu, diakses 3 November 2009).
Tumuka, Leonardus. 2009. Diskusi dan Transfer Pengetahuan. (www.ltumuka.blogspot.com, diakses 31 Oktobet 2009).
Trio. 2009. Diskusi, Diskusi Panel, Seminar. (www.treeyo.wordpress.com, diakses 7 November 2009).

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar anda

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda